Saluran Update Edaran -GABUNG SEKARANG !

Juknis Pengawas TKA 2025

Pengawas Tes Kompetensi Akademik: Pilar Integritas dan Ketertiban Ujian. Dalam setiap pelaksanaan tes kompetensi akademik, baik di tingkat sekolah, madrasah, maupun seleksi nasional, peran pengawas ujian sering kali dipandang sebagai tugas administratif semata. Padahal, jika ditelaah lebih dalam, pengawas merupakan garda terdepan dalam menjaga integritas, ketertiban, dan kredibilitas proses asesmen. Tanpa pengawasan yang efektif, ujian berisiko kehilangan makna sebagai alat ukur kompetensi yang objektif dan adil.

Juknis Pengawas TKA 2025

1. Penjaga Integritas Akademik

🛡️ Pengawas ujian berfungsi sebagai penjaga nilai-nilai kejujuran dan keadilan dalam proses asesmen. Dalam konteks tes kompetensi akademik, di mana hasil ujian dapat menentukan kelulusan, pemetaan kemampuan, atau bahkan akses ke jenjang pendidikan berikutnya, potensi kecurangan sangat tinggi. Pengawas yang sigap, tegas, dan berintegritas mampu mencegah praktik-praktik manipulatif seperti menyontek, kerja sama antar peserta, atau intervensi pihak luar.

Tanpa pengawasan yang ketat, ujian bisa berubah menjadi ajang rekayasa nilai, yang pada akhirnya merugikan peserta yang jujur dan mencederai kredibilitas lembaga pendidikan. Oleh karena itu, pengawas bukan sekadar “penjaga ruangan”, melainkan aktor utama dalam memastikan bahwa hasil ujian mencerminkan kemampuan asli peserta.

2. Penjamin Ketertiban dan Kenyamanan

📏 Selain menjaga integritas, pengawas juga bertanggung jawab atas ketertiban dan kenyamanan selama ujian berlangsung. Mereka memastikan bahwa peserta memahami aturan, mengikuti prosedur, dan tidak terganggu oleh hal-hal teknis atau non-teknis. Dalam ujian berbasis komputer misalnya, pengawas harus mampu mengatasi kendala teknis ringan, seperti login yang gagal atau perangkat yang bermasalah, agar peserta tidak kehilangan waktu dan fokus.

Ketertiban ini mencakup pengaturan waktu, pengawasan terhadap pergerakan peserta, serta komunikasi yang efektif dan empatik. Pengawas yang mampu menciptakan suasana tenang dan kondusif akan membantu peserta merasa aman dan fokus, sehingga potensi mereka dapat muncul secara optimal.

3. Representasi Etika dan Profesionalisme Lembaga

🎓 Pengawas ujian juga menjadi representasi langsung dari lembaga penyelenggara. Sikap, tutur kata, dan cara mereka menangani situasi mencerminkan nilai-nilai profesionalisme institusi. Pengawas yang tidak memahami prosedur, bersikap acuh, atau bahkan menunjukkan keberpihakan dapat merusak citra lembaga dan menimbulkan ketidakpercayaan dari peserta maupun masyarakat.

Sebaliknya, pengawas yang disiplin, adil, dan komunikatif akan memperkuat legitimasi proses ujian dan meningkatkan kepercayaan publik terhadap hasilnya. Dalam konteks madrasah, di mana nilai-nilai akhlak dan integritas sangat dijunjung, pengawas juga berperan sebagai teladan moral dalam praktik nyata.

4. Mitra Reflektif dalam Evaluasi Sistem Ujian

🔍 Peran pengawas tidak berhenti pada pelaksanaan ujian. Mereka juga dapat menjadi sumber refleksi dan evaluasi sistem asesmen. Melalui laporan pengawasan, pengawas dapat mengidentifikasi kelemahan teknis, potensi kebocoran soal, atau pola perilaku peserta yang mencurigakan. Informasi ini sangat berharga bagi penyelenggara untuk memperbaiki sistem ujian di masa depan.

Dalam pendekatan pendidikan yang transformatif, pengawas bahkan bisa dilibatkan dalam diskusi tentang validitas dan relevansi soal, kesiapan peserta, serta dampak psikologis ujian terhadap siswa. Dengan demikian, pengawas menjadi bagian dari ekosistem pembelajaran yang dinamis dan berorientasi pada perbaikan berkelanjutan.

5. Tantangan dan Harapan

⚠️ Meski perannya krusial, pengawas ujian sering dihadapkan pada berbagai tantangan: minimnya pelatihan, tekanan dari pihak tertentu, beban kerja yang tinggi, hingga kurangnya penghargaan atas tugas mereka. Oleh karena itu, perlu ada kebijakan yang lebih serius dalam menyiapkan, mendampingi, dan mengapresiasi pengawas ujian.

Pelatihan pengawasan yang berbasis etika, teknis, dan psikologis perlu diperkuat. Sistem rotasi, supervisi, dan evaluasi kinerja pengawas juga harus diterapkan secara transparan. Di sisi lain, pengawas perlu menyadari bahwa tugas mereka bukan sekadar rutinitas, melainkan kontribusi nyata terhadap kualitas pendidikan nasional.

Penutup

Pengawas tes kompetensi akademik adalah aktor kunci dalam menjamin bahwa proses asesmen berjalan secara adil, tertib, dan bermartabat. Mereka bukan hanya pelaksana teknis, tetapi penjaga nilai, fasilitator kenyamanan, dan mitra reflektif dalam sistem pendidikan. Menguatkan peran pengawas berarti memperkuat fondasi integritas akademik dan kepercayaan publik terhadap dunia pendidikan. Sudah saatnya kita memandang pengawasan ujian sebagai profesi strategis yang layak dihargai dan dikembangkan secara sistemik.

إرسال تعليق

© Insert. All rights reserved. Developed by Jago Desain